Minggu, 27 Oktober 2013

Karena sebutir korma

Teman Blogger....
Ini bukan sekedar cerita, tapi anda harus hati-hati
Karena apa yang masuk ketubuh anda yang anda makan, ada pertangunggjawaban.

Seringkali selesai melakukan ibadah terutama shalat kita berdo'a tapi selalu tidak langsung dikabulkan, bahkan mungkin besar sekali tidak dikabulkan......
Mari kita instropeksi diri bahkan dan perlu mawas diri, kenapa.......itu yang ada didalam pikiran ini, selengkapnya baca saja (saya tulis ulang disini) mari kita kaji diri ini....... 

Usai menunaikan ibadah haji beserta rukun-rukunnya, seorang cucu Adam yang bernama Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk perbekalannya di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari seorang pedagang tua di dekat mesjidil Haram.
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa.
4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali.
Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.
“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu.
“Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi.
Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara hanya memakan sebutir kurma yang bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim” ibrahim beristighfar dan berfikir keras kenapa?

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah untuk menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Dan membayarnya jika diminta pembayaran atas sebutir kurma itu
Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?” tanya Ibrahim.
“Ia adalah ayah saya yang sudah meninggal sebulan yang lalu dan sayalah sekarang yang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu.
“Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. “Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?”.
“Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah bagaimana dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas namakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.”
“Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu.”
Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang sudah termakan oleh Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.”
“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.”

“Oleh sebab itu berhati-hatilah dengan makanan yang masuk ke tubuh kita, dan pastikan sudahhalalkah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu… dan bertanyalah kepada ahlinya yang memang memahami apa yang menjadi pemikiran kita halal atau haramkah…???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar